PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI INDUSTRI KREATIF TAS DI KETANGGUNGAN

Maria Magdalena Purwanti, Eliya Isfaatun

Abstract


Abstrak
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu daerah wisata yang sangat dikenal baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Peningkatan wisatawan di Yogyakarta pasca gempa bumi 2006 dan erupsi merapi 2010 telah meningkat cukup besar. Sesuai dengan Data Pusat Statistik kunjungan wisatawan di Yogyakarta pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 mengalami kenaikan terbesar ke dua di seluruh pintu masuk wisatawan yaitu sebesar 22,35 % . Kenaikan terbesar terjadi pada bulan Desember 2012 bila dibanding bulan Desember 2011 yaitu sebesar 78,03%. Jumlah wisatawan asing yang datang mencapai 197.751 wisatawan. Ini mengalami peningkatan sekitar 28.186 orang atau 16,62 %, dibandingkan 2011 yang hanya 169.565 wisatawan. Melihat kenaikan wisatawan yang datang ke Yogyakarta maka menjadi peluang bagi pembuat/pengrajin cinderamata yang berasal dari Yogyakarta. Namun sayangnya peluang yang cukup baik terhadap kebutuhan industry kreatf terkadang hanya dapat dinikmati pada tingkat penjual. Pengrajin hanya mampu melakukan produksi tanpa dapat meraup keuntungan yang cukup baik untuk kehidupan dalam keluarganya. Hal ini dikarenakan pengrajin hanya mendapatkan upah pembuatan tas tersebut, walaupun proses produksi dilakukan di tempat pengrajin dengan beban biaya penolong juga menjadi beban biaya pengrajin. Menghitung biaya produksi yang seharusnya menjadi komponen harga pokok produksi adalah yang paling penting dilakukan untuk pengrajin supaya pengrajin lebih mengetahui berapa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tas dan berapa keuntungan yang bias diperoleh untuk setiap unit tas.
Kata Kunci : Industri kreatif, biaya produksi, kualitas, inovasi, keuntungan

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.59112/ekowir.v11i22.113

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Developed by BAPSI UG
https://link.pa-pematangsiantar.go.id/